AKLIMATISASI
Belajar aklimatisasi yuk...!!!
2. Hardening off
5. Mengangin-anginkan dan menyeleksi bibit
6. Menanam bibit dalam kompot/pot
7. Memasang label
8. Menempatkan kompot/pot pada ruang aklimatisasi
Untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan awal dari bahan tanam planlet dan mengadaptasikan tanaman tersebut terhadap sinar matahari , maka pada pesemaian dibuat sungkup dari plastik transparan dengan diatasnya dipasang atap.Pemberian sungkup dimaksudkan agar kondisi lingkungan di dalam sungkup selalu dalam keadaan lembab sebab kondisi tersebut sangat diperlukan oleh planlet. Disamping itu pemberian sungkup dapat mencegah masuknya serangga dari penyakit yang dapat mengganggu berlangsungnya planlet . Agar planlet beradaptasi dengan sinar matahari . maka atap plastik transparan sungkup secara periodek dibuka sendikit demi sedikit , terutama pada pagi hari hingga akhirnya planlet mampu menerima sinar matahari penuh.
Sudah tahu apa gambar diatas kan? Yap, betul itu adalah gambar tanaman dalam botol hasil kultur jaringan tanaman.
Langkah terakhir pada kegiatan kultur jaringan tanaman adalah aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro di lingkungan baru di luar botol dengan media tanam yang berbeda sehingga planlet dapat bertahan dan terus tumbuh menjadi bibit baru yang siap tumbuh di lapangan. Atau secara umum dapat dikatakan bahwa aklimatisasi adalah pemindahan dari lingkungan steril (in vitro) ke lingkungan semi steril sebelum dipindahkan ke lapang.
Pengadaptasian plantlet ini sebagai upaya untuk menjadikan bibit sebagai bahan tanam yang siap untuk ditanam di lahan terbuka sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Langkah terakhir pada kegiatan kultur jaringan tanaman adalah aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro di lingkungan baru di luar botol dengan media tanam yang berbeda sehingga planlet dapat bertahan dan terus tumbuh menjadi bibit baru yang siap tumbuh di lapangan. Atau secara umum dapat dikatakan bahwa aklimatisasi adalah pemindahan dari lingkungan steril (in vitro) ke lingkungan semi steril sebelum dipindahkan ke lapang.
Pengadaptasian plantlet ini sebagai upaya untuk menjadikan bibit sebagai bahan tanam yang siap untuk ditanam di lahan terbuka sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Plantlet
merupakan bahan tanam yang dihasilkan dari akhir proses kegiatan
perbanyakan tanaman dengan menggunakan
metode kultur jaringan.
Planlet
sebagai bahan tanam diperoleh dari hasil pemilahan dengan cara mengelompokkan
planlet sesuai kreteria pertumbuhannya terdiri dari :
1) Planlet tumbuh baik
2) Planlet tumbuh tidak sehat terserang
mikroorganis
3) Planlet tumbuh tidak baik/afkir
Dari
ketiga kelompok yang terpilah masing-masing dipisahkan, untuk planlet tumbuh
baik dikelompokkan menjadi satu kemudian disimpan di tempat yang memiliki
lingkungan terkendali. Sedangkan kelompok planlet tumbuh tidak sehat terserang
mikroorganis dan planlet tumbuh tidak
baik/afkir harus dimusnakan.
Silahkan simak dulu video tentang aklimatisasi anggrek berikut ini :
Secara
garis besar tahapan aklimatisasi adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan
a.
Alat
yang diperlukan antara lain :
·
Pinset
Panjang dan pendek
·
Baskom
·
Ember
·
Gunting
·
Alat
tulis
·
Label
b.
Bahan
yang disiapkan
· Planlet
atau bibit dalam botol, dengan syarat sehat dan kuat, memiliki perakaran yang
baik, bibit dalam botol tidak terkontaminasi mikroorganisme.
·
Air
bersih
·
Pestisida
·
Pot/bak
plastik untuk pembibitan
·
Kertas
koran atau sejenisnya yang bersifat hidroskopis
· Media
tanam disesuaikan dengan jenis planlet. Pada umumnya harus memenuhi persyaratan
antara lain : mampu mengikat air dan zat hara dengan baik, tidak mudah lapuk,
bebas hama penyakit, mempunyai aerasi dan drainase yang baik, mudah dan murah
mendapatkannya.
Gambar alat dan bahan aklimatisasi anggrek
Sumber : modul aklimatisasi vedca
2. Hardening off
Aklimatisasi diperlukan karena tanaman hasil in vitro umumnya memiliki struktur morfologi organ tanaman yang masih lemah Kondisi ini yang menyebabkan rendahnya persentase tumbuhnya tanaman dan keberhasilan aklimatisasi. Adanya hambatan dalam proses aklimatisasi ini dipandang kurang menguntungkan sehingga diperlukan perbaikan dalam kegiatan aklimatisasi dengan cara hardening off/pengokohan.
Perlakuan hardening off atau pra-kondisi yaitu tehnik menempatkan planlet yang masih dalam botol di lingkungan luar (ex vitro) bertujuan untuk menempatkan planlet ke lingkungan luar secara bertahap terutama yang berhubungan suhu dan intensitas cahaya yang lebih tinggi tetapi tanpa kehilangan air. Melalui penghambatan laju transpirasi ini akan merangsang penguatan dinding sel dan melatih metabolisme untuk lebih bekerja keras agar diperoleh tanaman memiliki pertumbuhan yang kuat dan tahan dengan kondisi lingkungan luar karena masih dalam dalam botol beserta media kulturnya sehingga mengurangi terjadinya stres pada saat aklimatisasi.
Selama hardening off, planplet di letakkan pada ruang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan jenis tanamannya. Setelah beberapa hari dilakukan pembukaan tutup botol untuk memberikan adaptasi bibit terhadap dunia luar. Baru setelah itu bisa dilakukan tahapan berikutnya.
3. Mengeluarkan bibit dari dalam botol
Mengeluarkan bibit dari dalam botol satu persatu dengan kawat berkait dengan akar menghadap mulut botol sesuai SPO budidaya hias (anggrek). Setelah semua alat dan bahan siap, selanjutnya, masukkan air ke dalam botol, kemudian sedikit digoyang-goyang untuk menghancurkan /melepaskan media agar-agar yang menempel pada dinding botol dan akar-akar bibit. Keluarkan Bibit dikeluarkan dari dalam botol dengan memakai kawat yang ujungnya dibengkokkan seperti hurup U satu per satu dengan mengait akarnya menggunakan ujung kawat.
4. Mencuci dan merendam bibit dalam larutan fungisida
Mencuci bibit di bawah air mengalir sampai
bersih dari media agar. Cuci bibit-bibit tersebut satu persatu hingga
lendir yang melekat pada akar terlepas, bibit sudah dapat dikatakan bersih
bila akar terasa tidak licin lagi oleh adanya
agar-agar yang masih menempel.
Merendam dalam larutan fungisida selama kurang
lebih 10 menit. Bibit yang telah dicuci kemudian direndam dalam
larutan fungisida dengan konsentrasi 1-1,5 gr/liter air.selama 5-10
menit , hal ini dilakukan sebagai upaya pengendalian penyakit secara preventif
6. Menanam bibit dalam kompot/pot
7. Memasang label
Menuliskan nomor dan nama silangan dan tanggal
penanaman pada label. Nomor bibit perlu dicantumkan pada label agar
bibit tersebut secara individu dapat diidentifikasi kondisinya terutama
kesehatan bibit, demikian pula nama silangan atau jenis dari pada bibit kemudian
tanggal penanaman dari setiap individu bibit perlu dicantumkan untuk
mengetahui usia setiap bibit dan bagaimana perkembangannya pada waktu-waktu
tertentu.
Label dipasang pada pot ditempat yang mudah
terlihat dan mudah terbaca, karena itu usahakan pada tempat yang tidak
tertutupi dari pandangan.
8. Menempatkan kompot/pot pada ruang aklimatisasi
Menempatkan dan menyusun kompot/ pot bibit
anggrek dalam ruang aklimatisasi dengan cara yang benar sesuai SPO budidaya
anggrek. Sebelum menempatkan dan menyusun kompot/ pot bibit
anggrek dalam ruang aklimatisasi jaga kelembaban ruang aklimatisasi
agar tetap pada tingkat 60 % - 80 %, dengan cara menyemprotkan air ke areal
pembibitan atau menyiram media agar tetap lembab, terutama bila keadaan
cuaca panas. Larutkan 1-1.5 gram pupuk dengan 1 liter air
dan semprotkan pada pembibitan. Lakukan pemberian pupuk ini 2 kali dalam
seminggu
Untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan awal dari bahan tanam planlet dan mengadaptasikan tanaman tersebut terhadap sinar matahari , maka pada pesemaian dibuat sungkup dari plastik transparan dengan diatasnya dipasang atap.Pemberian sungkup dimaksudkan agar kondisi lingkungan di dalam sungkup selalu dalam keadaan lembab sebab kondisi tersebut sangat diperlukan oleh planlet. Disamping itu pemberian sungkup dapat mencegah masuknya serangga dari penyakit yang dapat mengganggu berlangsungnya planlet . Agar planlet beradaptasi dengan sinar matahari . maka atap plastik transparan sungkup secara periodek dibuka sendikit demi sedikit , terutama pada pagi hari hingga akhirnya planlet mampu menerima sinar matahari penuh.
Tanaman pada kompot dapat dipindahkan dan dipisahkan pada media tanam yang lain secara bertahap sesuai dengan tahapan pertumbuhan tanamannya. Jadi deh tanaman anggrek yang cantik. Jangan lupa di rawat ya....
Sumber : modul peserta diklat aklimatisasi vedca, modul PKB subid kuljar P4TK
apa metode aklimatisasi ini dpt dilakukan pd semua tanaman?
BalasHapusSesuai yang saya paparkan,metode aklimatisasi disesuaikan dengan jenis tanamannya.akan tetapi secara garis besar,metode yang dapat dilakukab sesuai artikel yang saya paparkan
BalasHapus