AKLIMATISASI

Belajar aklimatisasi yuk...!!!
Sudah tahu apa gambar diatas kan? Yap, betul itu adalah gambar tanaman dalam botol hasil kultur jaringan tanaman.

Langkah terakhir pada kegiatan kultur jaringan tanaman adalah aklimatisasiAklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro di lingkungan baru di luar botol dengan media tanam yang berbeda sehingga planlet dapat bertahan dan terus tumbuh menjadi bibit baru yang siap tumbuh di lapangan. Atau secara umum dapat dikatakan bahwa aklimatisasi adalah pemindahan dari lingkungan steril (in vitro) ke lingkungan semi steril sebelum dipindahkan  ke lapang.
Pengadaptasian plantlet ini sebagai upaya untuk menjadikan bibit sebagai bahan tanam yang siap untuk ditanam di lahan terbuka sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Plantlet merupakan bahan tanam yang dihasilkan dari akhir proses kegiatan perbanyakan  tanaman dengan menggunakan metode kultur jaringan.
Planlet sebagai bahan tanam diperoleh dari hasil pemilahan dengan cara mengelompokkan planlet sesuai kreteria pertumbuhannya terdiri dari :
1)         Planlet tumbuh baik
2)         Planlet tumbuh tidak sehat terserang mikroorganis
3)         Planlet tumbuh tidak baik/afkir
Dari ketiga kelompok yang terpilah masing-masing dipisahkan, untuk planlet tumbuh baik dikelompokkan menjadi satu kemudian disimpan di tempat yang memiliki lingkungan terkendali. Sedangkan kelompok planlet tumbuh tidak sehat terserang mikroorganis dan  planlet tumbuh tidak baik/afkir harus dimusnakan.

Silahkan simak dulu video tentang aklimatisasi anggrek berikut ini :


Secara garis besar tahapan aklimatisasi adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan
a.    Alat yang diperlukan antara lain :
·         Pinset Panjang dan pendek
·         Baskom
·         Ember
·         Gunting
·         Alat tulis
·         Label
b.    Bahan yang disiapkan
·   Planlet atau bibit dalam botol, dengan syarat sehat dan kuat, memiliki perakaran yang baik, bibit dalam botol tidak terkontaminasi mikroorganisme.
·         Air bersih
·         Pestisida
·         Pot/bak plastik untuk pembibitan
·         Kertas koran atau sejenisnya yang bersifat hidroskopis
·   Media tanam disesuaikan dengan jenis planlet. Pada umumnya harus memenuhi persyaratan antara lain : mampu mengikat air dan zat hara dengan baik, tidak mudah lapuk, bebas hama penyakit, mempunyai aerasi dan drainase yang baik, mudah dan murah mendapatkannya.
Gambar alat dan bahan aklimatisasi anggrek
Sumber : modul aklimatisasi vedca

2. Hardening off
Aklimatisasi diperlukan karena tanaman hasil in vitro umumnya memiliki struktur morfologi organ tanaman yang masih  lemah  Kondisi ini yang menyebabkan rendahnya persentase tumbuhnya tanaman dan keberhasilan aklimatisasi. Adanya hambatan dalam proses aklimatisasi ini dipandang kurang menguntungkan  sehingga diperlukan perbaikan dalam kegiatan aklimatisasi dengan cara hardening off/pengokohan.
Perlakuan hardening off atau pra-kondisi yaitu tehnik menempatkan planlet yang masih dalam botol di lingkungan luar (ex vitro) bertujuan untuk menempatkan planlet ke lingkungan luar secara bertahap terutama yang berhubungan suhu dan intensitas cahaya yang lebih tinggi tetapi tanpa kehilangan air. Melalui penghambatan laju transpirasi ini akan merangsang penguatan dinding sel dan melatih metabolisme untuk lebih bekerja keras agar diperoleh tanaman memiliki pertumbuhan yang kuat dan tahan dengan kondisi lingkungan luar karena masih dalam dalam botol beserta media kulturnya sehingga mengurangi terjadinya stres pada saat aklimatisasi.
Selama hardening off, planplet di letakkan pada ruang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan jenis tanamannya. Setelah beberapa hari dilakukan pembukaan tutup botol untuk memberikan adaptasi bibit terhadap dunia luar. Baru setelah itu bisa dilakukan tahapan berikutnya.

3. Mengeluarkan bibit dari dalam botol
Mengeluarkan bibit dari dalam botol satu persatu dengan kawat berkait dengan akar menghadap mulut botol sesuai SPO budidaya hias (anggrek). Setelah semua alat dan bahan siap, selanjutnya, masukkan air ke dalam botol, kemudian sedikit digoyang-goyang untuk menghancurkan /melepaskan media agar-agar yang menempel pada dinding botol dan akar-akar bibit. Keluarkan Bibit dikeluarkan dari dalam botol dengan memakai kawat yang ujungnya dibengkokkan seperti hurup U satu per satu dengan mengait akarnya menggunakan ujung kawat.

4. Mencuci dan merendam bibit dalam larutan fungisida
Mencuci bibit di bawah air mengalir sampai bersih dari media agar. Cuci bibit-bibit tersebut satu persatu hingga lendir yang melekat pada akar terlepas, bibit sudah dapat dikatakan bersih bila akar terasa tidak licin lagi oleh adanya agar-agar yang masih menempel.
Merendam dalam larutan fungisida selama kurang lebih 10 menit. Bibit yang telah dicuci kemudian direndam dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 1-1,5 gr/liter air.selama 5-10 menit , hal ini dilakukan sebagai upaya pengendalian penyakit secara preventif

5. Mengangin-anginkan dan menyeleksi bibit

6. Menanam bibit dalam kompot/pot

7. Memasang label
Menuliskan nomor dan nama silangan dan tanggal penanaman pada label. Nomor bibit perlu dicantumkan pada label agar bibit tersebut secara individu dapat diidentifikasi kondisinya terutama kesehatan bibit, demikian pula nama silangan atau jenis dari pada bibit kemudian tanggal penanaman dari setiap individu bibit perlu dicantumkan untuk mengetahui usia setiap bibit dan bagaimana perkembangannya pada waktu-waktu tertentu. 
Label dipasang pada pot ditempat yang mudah terlihat dan mudah terbaca, karena itu usahakan pada tempat yang tidak tertutupi dari pandangan.

8. Menempatkan kompot/pot pada ruang aklimatisasi
Menempatkan dan menyusun kompot/ pot bibit anggrek dalam ruang aklimatisasi dengan cara yang benar sesuai SPO budidaya anggrek. Sebelum menempatkan dan menyusun kompot/ pot bibit anggrek dalam ruang aklimatisasi jaga kelembaban ruang aklimatisasi agar tetap pada tingkat 60 % - 80 %, dengan cara menyemprotkan air ke areal pembibitan atau menyiram media agar tetap lembab, terutama bila keadaan cuaca panas. Larutkan 1-1.5 gram pupuk dengan 1 liter air dan semprotkan pada pembibitan. Lakukan pemberian pupuk ini 2 kali dalam seminggu


Untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan awal dari bahan tanam planlet  dan mengadaptasikan tanaman tersebut terhadap sinar matahari , maka pada pesemaian dibuat sungkup dari plastik transparan dengan diatasnya dipasang atap.Pemberian sungkup dimaksudkan agar kondisi lingkungan di dalam sungkup selalu dalam keadaan lembab sebab kondisi tersebut sangat diperlukan oleh planlet. Disamping itu pemberian sungkup dapat mencegah masuknya serangga dari penyakit yang dapat mengganggu berlangsungnya planlet . Agar planlet beradaptasi dengan sinar matahari . maka atap plastik transparan sungkup secara periodek dibuka sendikit demi sedikit , terutama pada pagi hari hingga akhirnya  planlet mampu menerima sinar matahari penuh.

Tanaman pada kompot dapat dipindahkan dan dipisahkan pada media tanam yang lain secara bertahap sesuai dengan  tahapan pertumbuhan tanamannya. Jadi deh tanaman anggrek yang cantik. Jangan lupa di rawat ya....


Sumber : modul peserta diklat aklimatisasi vedca, modul PKB subid kuljar P4TK

Komentar

  1. apa metode aklimatisasi ini dpt dilakukan pd semua tanaman?

    BalasHapus
  2. Sesuai yang saya paparkan,metode aklimatisasi disesuaikan dengan jenis tanamannya.akan tetapi secara garis besar,metode yang dapat dilakukab sesuai artikel yang saya paparkan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK PENYIAPAN PERALATAN KULTUR JARINGAN TANAMAN